Gereja Sang Hyang Hurip Santo Antonius dirancang untuk memenuhi kebutuhan umat Katolik akan sebuah fasilitas ibadah yang representatif dan memadai, mengingat pertumbuhan jumlah jemaat yang terus meningkat. Konsep perancangan gereja ini mengutamakan perpaduan nilai spiritual, estetika arsitektur, dan aspek fungsional agar dapat mendukung berbagai aktivitas, baik liturgis maupun kegiatan komunitas. Dengan pendekatan arsitektur kontemporer yang dipadukan elemen religius, desain ini bertujuan menciptakan lingkungan ibadah yang khusyuk dan inklusif bagi semua kalangan. Konsep desainnya menitikberatkan pada pengaturan ruang berlapis yang mencakup area ibadah utama, kapel adorasi, sakristi, ruang pertemuan komunitas, dan fasilitas pendukung seperti toilet yang ramah disabilitas, serta taman refleksi. Selain itu, desain ruang dirancang untuk memaksimalkan kualitas akustik demi mendukung kelancaran misa serta paduan suara. Perancangan ini dilakukan melalui observasi langsung di lokasi, wawancara dengan pihak terkait, studi banding ke gereja-gereja serupa, serta analisis kebutuhan ruang yang mendalam. Hasil desain ini diharapkan dapat menampung hingga 500 orang dengan fleksibilitas penggunaan untuk kegiatan ibadah besar. Gereja Sang Hyang Hurip Santo Antonius dirancang tidak hanya sebagai pusat aktivitas liturgis, tetapi juga sebagai ikon komunitas yang mencerminkan inklusivitas, serta hubungan spiritual dalam fungsinya sebagai rumah ibadah. Desain ini diharapkan mampu menjadi solusi atas kebutuhan fasilitas ibadah yang mendesak sekaligus mendukung perkembangan kualitas spiritual umat dalam jangka Panjang
Kata Kunci : Inklusivitas dalam arsitektur, Aksesibilitas bangunan ibadah, Ruang ibadah multifungsi, Desain ramah disabilitas