Pernikahan sering terkendala minimnya pengetahuan reproduksi dan misinformasi seksual pada pasangan muda karena anggapan tabu. Film pendek fiksi "Jangan Salah Lobang" menawarkan komedi sebagai media alternatif untuk mengatasi isu sensitif ini. Penelitian ini menganalisis peran penyuntingan dalam merepresentasikan fenomena tersebut serta mendukung penyampaian pesan tentang pentingnya pengetahuan dan informasi pernikahan tanpa mengurangi daya tarik naratif. Metode kualitatif deskriptif naratif digunakan, dengan data dari wawancara, kuesioner, observasi karya sejenis. Data dianalisis secara kualitatif berdasarkan metode Miles dan Huberman.
Proses perancangan film mencakup pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. Pada pra-produksi, dilakukan observasi lokasi serta pemahaman shotlist, script, dan storyboard. Pasca-produksi melibatkan penyuntingan visual dengan cut to cut untuk dialog , jump cut untuk ritme cepat , dan concept edit untuk detail informasi. Transisi fade to white menggambarkan imajinasi dan kenangan. Audio menggunakan sound effect dan ambience untuk detail dan penekanan komedi. Musik latar komedi dan romance mendukung suasana. Color grading dengan tone hangat dan retro menciptakan kesan ringan dan akrab. Hasilnya, penyuntingan, audio, dan warna saling terkait kuat dalam membangun kesan komedi yang efektif dan informatif. Film ini diharapkan menjadi media informasi yang menghibur dan informatif tentang pentingnya pengetahuan reproduksi dalam pernikahan