Fasilitas pendidikan yang tersedia di Papua belum memadai, sehingga jumlah penderita buta huruf masih sangat tinggi di daerah tersebut. Kemudian muncullah sebuah komunitas yang bernama "@bukuntukpapua", yaitu sebuah gerakan independen yang peduli terhadap persoalan pendidikan di Papua. Tujuan utama dari komunitas tersebut adalah mengumpulkan buku-buku dan donasi lainnya yang nantinya akan dikelola menjadi taman baca di Papua. Upaya ini diharapkan akan memperbaiki pendidikan masyarakat Papua, khususnya pada anak usia dini. Kegiatan membaca dan menulis merupakan salah satu upaya untuk mengurangi angka penderita buta huruf di Papua. Sayangnya, "@bukuntukpapua" belum mempunyai media visual yang tepat untuk berbagai kegiatan yang diadakannya. Hal ini mengakibatkan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang gerakan ini.
Guna menyelesaikan permasalahan di atas, solusi yang dipilih yaitu dengan membuat rancangan berbagai media visual yang nantinya akan digunakan untuk program kampanye sosial tersebut. Berbagai macam data diperoleh melalui metode observasi, wawancara, dan juga studi pustaka terkait dan membagikan kuisioner kepada responden yang mewakili target audience. Hasil dari analisis tersebut menampilkan keinginan masyarakat tentang media kampanye sosial. Berdasarkan hasil terseut, konsep dari media kampanye sosial yang akan dibuat adalah untuk mengajak masyarakat agar dapat terlibat dari kampanye sosial ini. Media-media yang digunakan adalah website, facebook, twitter, infografis, brosur, poster, digital poster, drop box buku, packaging box, merchandise, dan sebagainya.
Diharapkan perancangan media ini akan membantu "@bukuntukpapua" dalam pelaksanaan kampanye sosial yang dijalankannya sehingga masyarakat dapat lebih mengetahui tentang gerakan ini dan berpartisipasi untuk menyukseskannya.