Meningkatnya pertumbuhan e-commerce mendorong para pelaku bisnis untuk berinovasi dengan teknologi, salah satunya adalah dengan mengembangkan sistem pembayaran tanpa uang tunai dalam bertransaksi atau biasa disebut dengan e-payment. Namun diketahui bahwa penggunaan e-payment di Indonesia belum banyak, hanya sekitar 9%, dan masih didominasi dengan pembayaran melalui transfer bank dengan persentase sebesar 70%. Go-Jek sebagai layanan transportasi dengan menggunakan aplikasi online yang sedang naik daun dengan jumlah pengunduh aplikasi sebesar 14 juta lebih pengguna, mengembangkan sistem e-payment yang bernama Go-Pay untuk sarana pembayarannya. Penggunaan Go-Pay sendiri sangat tinggi sejak pertama kali diluncurkan. Hal ini merupakan fenomena baru, karena secara umum penggunaan e-payment masih sangat kecil, tetapi penggunaan Go-Pay terus meningkat. Untuk itu perlu diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat pengguna dan perilaku penggunaan dalam menggunakan Go-Pay sebagai alat pembayaran transaksi layanan Go-Jek khususnya di kota Bandung.
Berdasarkan hasil studi literatur, ditemukan bahwa model UTAUT2 dari Venkatesh et al. (2012) merupakan model yang tepat untuk menggambarkan kecenderungan konsumen dalam mengadopsi sistem atau teknologi, karena memiliki kemampuan untuk menjelaskan model dengan nilai R2 terbesar dibandingkan model lainnya, yakni 70%. Moderasi variabel age dan gender juga digunakan dalam penelitian ini.
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner baik secara offline maupun online kepada pengguna Go-Pay di kota Bandung dan diperoleh 384 kuesioner valid. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SmartPLS 3.0.
Diperoleh hasil bahwa habit menjadi faktor paling berpengaruh terhadap behavioral intention diikuti price value, performance expectancy, social influence, dan hedonic motivation, sementara pengaruh effort expectancy dan facilitating condition terhadap behavioral intention tidak terbukti dalam penelitian ini. Selain itu, facilitating condition, habit, dan behavioral intention ditemukan berpengaruh terhadap use behavior. Untuk pengaruh variabel moderasi gender, ditemukan bahwa gender hanya memoderasi pengaruh habit, dan social influence terhadap behavioral intention. Sementara age memoderasi hampir seluruh variabel kecuali pengaruh hedonic motivation terhadap behavioral intention.
Go-Pay sebaiknya terus membangun experience bagi pengguna dan mampu untuk terus menciptakan ketergantungan terhadap penggunaan layanan Go-Pay sebagai alat transaksi pembayaran, sehingga ketika pengguna merasakan manfaat layanan Go-Pay dari pengalaman penggunaan, maka pengguna akan kembali untuk terus menggunakan layanan Go-Pay. Upaya program promosi berupa potongan harga, voucher, dan juga benefit lainnya perlu untuk terus dilakukan agar pengguna terdorong untuk dapat terus menggunakan Go-Pay. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar dapat menambahkan faktor-faktor yang berkaitan dengan keamanan transaksi dengan Go-Pay.
Keywords: E-Payment, Adopsi Teknologi, UTAUT2