Sulawesi merupakan pasar penting Toyota Indonesia bagian timur. Pada
januari hingga agustus 2012 penjualan Toyota di Sulawesi tumbuh 14,1 %
yaitu 16.415 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 14.387
unit. Dengan angka itu, Toyota menguasai 63,5 % pasar mobil di sulawesi
dengan main dealernya PT. Hadji Kalla. Seiring perkembangan kenaikan
penjualan mobil, kebutuhan akan spare part juga meningkat secara cepat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Unit Depo Part Center PT. Hadji Kalla
Makassar, selama ini perusahaan tidak pernah melakukan pengukuran
kinerja di Unit kerja Depo Part Center. Oleh karenanya, penulis
menggunakan perusahaan ini sebagai bahan penelitian dalam mengukur
kinerja supply chain di unit Depo Part Center PT. Hadji Kalla dengan
menggunakan metode Balanced Scorecard. salah satu metode yang dapat
mengukur kinerja perusahaan dengan mengintegrasikan seluruh aspek dari
proses manajemen perusahaan baik itu dari ukuran finansial maupun nonfinansial
adalah Balanced Scorecard. Metode Balanced Scorecard dapat
mengatasi masalah pada pengukuran kinerja perusahaan yang belum
melibatkan aspek-aspek yang ada dengan mengukur kinerja perusahaan pada
empat perspektif. Metode pengujian instrument penelitian ini yang digunakan
yaitu pengujian validitas dan pengujian realibilitas. Sedangkan untuk metode
analisis penulis menggunakan metode kualitatif (untuk analisis tidak dengan
angka) dan metode kwantitatif (untuk analisis menggunakan angka-angka)
yang nilai kinerja Depo Part Center PT. Hadji Kalla melalui empat perspektif
Balance Scorecard yaitu SCM Goals, SCM Improvement, Financial Benefit
dan Customer Benefit.
Hasil pengolahan data menggunakan metode AHP diperoleh 21 atribut
indikator keberhasilan. Salah satu indikator service rate merupakan bobot
tertinggi dari seluruh indicator keberhasilan sebesar 0,6101. Selanjutnya
keempat prespektif balanced Scorecard yang memiliki bobot tertinggi
v
yaitu SCM Improvement dengan bobot 30,13 %, tertinggi kedua
Financial Benefit dengan bobot 26,92 %, diikuti SCM Goals sebesar
22,06 % dan customer Benefit sebesar 20,89 % dan nilai prespektif dari
setiap prespektif yaitu SCM Goals sebesar 4,4960 berkriteria baik,
Customer Benefit sebesar 4,5848 berkriteria sanagat baik, financial
benefi Dari hasil perhitungan sebesar 4,6937 berkriteria sangat baik dan
paling kecil adalah SCM Improvement sebesar 2,2509 berkriteria sangat
kurang pengolahan data yang diperoleh selanjutnya diperoleh Nilai
kriteria perusahaan sebesar 4,0973 sehingga kesimpulannya supply chain
yang diterapkan Depo Part Center PT. Hadji Kalla mendapat kriteria
Baik. Kinerja Supply chain, Depo Part Center PT. Hadji kalla,