v
ABSTRAKSI
PT. Pronesia merupakan perusahaan yang bergerak di bi
dang konveksi yang berkembang
sejak tahun 2003 di Bandung. PT. Pronesia sejak awal memproduksi kemeja dan kaos
hingga saat ini dipercaya memproduksi seragam untuk beberapa perusahaan besar di
Indonesia. Sebagai industri yang menghasilkan barang jadi kualit
as dari produk tersebut
menjadi perhatian utama perusahaan.
Dalam usaha meningkatkan kepuasan dari konsumen perusahaan dituntut menghasilkan
produk yang sesuai dengan kriteria yang diberikan. Banyaknya jumlah cacat yang
ditemukan menjadi permasalahan pent
ing bagi PT. Pronesia. Dengan rata
rata cacat
mencapai 6.09% setiap bulannya berada jauh di
atas batas maksimum perusahaan yaitu
sebesar 2%. Jenis cacat yang ditemukan berupa cacat jahitan, kain kotor, cacat bahan,
cacat bordir, dan cacat
printing
.
Untuk m
engatasi permasalahan tersebut, digunakan metode
six sigma
. Langkah yang
digunakan terdiri dari
define, measure, analyze
,
dan
improve
pada DMAIC. Tahap
define
,
dilakukan pembuatan diagram SIPOC dan penentuan jenis cacat dominan. Tahap
measure
,
dilakukan pe
nentuan CTQ, pengukuran stabilitas dan kapabilitas proses. Pada
tahap
analyze
,
ditentukan akar penyebab masalah dengan
fishbone chart
. Tahap
improve
merupakan pemberian usulan perbaikan yang merupakan dari hasil analisis pada tahap
analyze
. Usulan yang dib
erikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses produksi
dengan menurunkan jumlah produk cacat dalam proses produksi
kemeja
. Berdasarkan
hasil tahap
define
, produk cacat ditemukan
pada produksi
kemeja
tahun 2012 adalah cacat
jahitan sebesar 44%, kain k
otor 29%, cacat bahan 23%, dan sisanya berupa cacat bordir
dan
printing
. Berdasarkan peta kendali p yang digunakan kinerja proses produksi
kemeja
pada
tahun 2012 masih belum stabil, dengan adanya titik berada di luar batas kontrol.
Dengan rata
rata DPMO 32
.388,234 proses produksi kemeja berada pada level
sigma
3,35.
Beberapa rekomendasi yang diberikan untuk menurunkan presentase cacat produksi
kemeja
diantaranya membuat adanya
leader line
, instruksi kerja untuk kegiatan
pemotongan dan penjahitan, selain it
u adanya perbaikan pada metode penyimpanan
bahan baku. Konveksi, fishbone chart , DMAIC