Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki beragam budaya dan kesenian, namun belum banyak pekerja seni di Indonesia yang mendapatkan kesejahteraan hidup. Salah satunya adalah Mimi Tumus, seorang penari terakhir dari Tari Topeng Cirebon gaya Keyo. Pada tahun 1993 Mimi Tumus berhenti menari Topeng Kreyo karena rasa kecewanya akan kurangnya perhatian pemerintah terhadap pekerja seni, kemudian ia harus melakukan perjuangan hidup karena tidak ada penghasilan selain dari menari. Kisah perjuangan hidup Mimi Tumus ini terepresentasikan pada program Pesona Indonesia TVRI Jawa Barat episode “Kembalinya Maestro Topeng Kreyo”. Perjuangan hidup yang ada dalam episode ini terdapat pada kerasnya usaha Mimi Tumus untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari sejak berhenti menari, hingga pada akhirnya ia berada di titik balik dirinya kembali menari. Peneliti menggunakan metode kualitatif dan metode semiotika John Fiske pada level realitas (appearance, dress, make up, environment, behaviour, speech, gesture, expression), representasi (tata kamera, tata suara, tata cahaya, editing), dan ideologi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa makna perjuangan Mimi Tumus tergambarkan pada program ini dengan kode-kode semiotika John Fiske melalui kode realitas dan representasi. Sedangkan pada kode ideologi menggunakan ideologi materialisme, terlihat pada Mimi Tumus yang beralih menjadi tukang pijat dan berjualan kacang rebus dan jagung rebus keliling demi memenuhi kebutuhan materialnya.
Kata Kunci: Perjuangan Hidup, Makna, Dokumenter, Semiotika John Fiske