Whistleblowing merupakan salahsatu cara yang efektif dalam pelaporan kasus kecurangan yang terjadi pada perusahaan, namun dalam praktiknya terdapat banyak resiko yang harus di terima oleh pelaku whistleblowing (whistleblower) yang menyebabkan gagalnya pelaporan kecurangan yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh komitmen organisasi, intensitas moral, dan sosialisasi antisipatif terhadap tindakan whistleblowing. Objek penelitian yang digunakan adalah alumni S1 Akuntansi Telkom University yang lulus pada Tahun 2017-2019. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada alumni S1 Akuntansi Telkom University. Berdasarkan pengumpulan sampel menggunakan teknik insidental sampling didapatkan jumalah sampel dari penelitian sebanyak 56 responden. Dengan teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari hasil pengujian menggunakan software SPSS 25, didapatkan hasil secara simultan variabel independen yang terdiri dari komitmen organisasi, intensitas moral, dan sosialisasi antisipatif berpengaruh simultan terhadap tindakan whistleblowing. Untuk pengujian secara parsial menunjukan hasil bahwa variabel komitmen organisasi dan sosialisasi antisipatif tidak berpengaruh secara parsial terhadap tindakan whistleblowing, kemudian variabel intensitas moral berpengaruh secara parsial terhadap tindakan whistleblowing. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan diharapkan memberikan pendidikan dan pelatihan moral kepada karyawan baik melalui pelatihan anti kecurangan dan pengenalan whistleblowing hotline. Dengan hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengungkapan kecurangan yang terjadi di dalam perusahaan. Kata Kunci : Tindakan Whistleblowing, Komitmen Organisasi, Intensitas Moral, Sosialisasi Antisipatif.