Sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke-3 di Indonesia, Jawa Barat membutuhkan infrastruktur yang memadai terutama infrastruktur bandara bertaraf internasional. Maka pemerintah Provinsi Jawa Barat berinisiatif untuk mengajukan pembangunan bandara bertaraf internasional yang di beri nama BIJB Kertajati. Melalui pendirian BUMD PT Bandarudara Internasional Jawa Barat selaku special porpose vehicle yang diberikan tugas untuk merencanakan, mendanai, membangun dan mengelola bandara dan kawasan aerocity. PT BIJB membutuhkan modal untuk bisa menjalankan kegiatan operasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi struktur modal optimal yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian ini menghitung nilai perusahaan tertinggi dengan dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan Modigliani dan Miller dan pendekatan Ehrhardt dan Bringham dengan metode Weighted Average Cost of Capital (WACC) dan perhitungan nilai financial distress. Hasil analisis menunjukan bahwa dengan perhitungan pendekatan Modigliani dan Miller maupun Ehrhardt dan Bringham, nilai struktur modal optimal bagi PT Bandarudara Internasional Jawa Barat adalah senilai 57% hutang dan 43% ekuitas. Pada kondisi nilai struktur modal ini, nilai perusahaan berada pada nilai tertinggi yaitu Rp. 4.309.630959.361 dengan pendekatan Modigliani dan Miller (WACC 11,58%) dan Rp. 5.273.123.080.886 dengan pendekatan Ehrhardt dan Bringham (WACC 12,92%). Dimana pada tingkat nilai hutang ini tidak terdapat nilai cost of financial distress.
Kata kunci: struktur modal, nilai perusahaan, WACC, financial distress, Modigliani dan Miller, Ehrhardt dan Bringham.