Saat ini, penting bagi manufaktur vendor Make To Order (MTO) untuk memiliki kebijakan penjadwalan order multi-model dengan due date yang telah ditetapkan oleh konsumen. Tujuannya agar dapat menghasilkan persentase (%) On Time Performance (OTP) maksimum dan penalty cost minimum, sehingga dapat menghasilkan kepercayaan konsumen yang tinggi. Sebagai footwear industry, PT XYZ dihadapkan pada persentase OTP yang rendah dibandingkan dengan target minimum yang telah ditetapkan. Target persentase OTP rata-rata untuk setiap bulannya yaitu 90% namun sejak bulan Agustus 2020 hingga Februari 2021 target persentase OTP minimum tidak dapat tercapai. Semakin rendah persentase OTP yang dihasilkan menyebabkan tingginya penalty cost yang harus dibayarkan. PT XYZ menetapkan bahwa target maksimum penalty cost rata-rata per bulan yaitu senilai 350 USD. Namun, saat ini penalty cost rata- rata yang harus dipenuhi sejak periode bulan Juli 2020 hingga Februari 2021 adalah 874 USD. Kondisi tersebut disebabkan karena penjadwalan order yang belum tepat sebab belum mempertimbangkan ketersediaan material, tingginya bottleneck antar line dikarenakan memiliki 10 production line yang beban kerjanya harus diseimbangkan, tingginya model changeover serta sulit dan lamanya proses penjadwalan produksi karena belum memiliki model maupun metode penjadwalan order. Penelitian ini akan membahas perancangan model penjadwalan order multi objective pada multi-mixed model production line di footwear industry dengan mempertimbangkan line balancing dan model sequencing menggunakan metode Multi-Objective Hybrid Bee Colony Algorithm (MHABC) dan mempertimbangkan ketersediaan material dan due date. Fungsi tujuan yang ditetapkan yaitu minimasi penalty cost, minimasi makespan, minimasi line inefficiency dan minimasi model changeover. Parameter yang ditetapkan untuk line balancing yaitu pembagian beban kerja atas new style, pasang sepatu untuk setiap due date, serta makespan. Parameter untuk mengukur model changeover pada penelitian yaitu dari frekuensi lasting, model, style dan color changeover. Output dari perancangan penjadwalan yaitu alokasi order pada setiap line beserta dengan urutan proses penugasan order setiap lot pada suatu production line. Hasil menunjukan bahwa penalty cost dapat diminimasi sebesar 64% dengan rata-rata penalty cost yang dihasilkan untuk setiap bulannya yaitu 269 USD, makespan dapat diminimasi sebesar 6%, line inefficiency dapat diminimasi sebesar 13% dan model changeover dapat diminimasi sebesar 42%. Sehingga secara keseluruhuan, kinerja penjadwalan order dapat ditingkatkan sebesar 32% dan waktu proses penjadwalan lebih cepat selama 24 jam 47 menit 41 detik dibandingkan penjadwalan aktual.
Kata Kunci : Penjadwalan Order, Multi-Mixed Model Production Line, Line Balancing, Model Sequencing