Di era digital ini perkembangan informasi yang sangat cepat diterima secara mentah mentah akan berdampak buruk kepada masyarakat khusus nya Mahasiswa, ditambah lagi dengan adanya fenomena pandemic COVID-19 yang membuat aktivitas di sosial media menjadi lebih intens dan meningkat, sehingga cukup sulit dalam menerima dan meyebarkan informasi melalui sosial media seseuai dengan fakta kebenarannya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemaknaan Mahasiswa Telkom University terhadap terpaan hoaks mengenai pandemic COVID-19, yang menerpa mereka melalui saluran media sosial dan media daring terutama di sosial media WhatsApp, dan bagaimana cara penanggulangan informasi bohong (hoaks) tersebut. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, fenomenologi digunakan untuk melihat dan mendeskripsikan data dan fakta yang terjadi tentang Hoaks dan penyebarannya melalui informasi-informasi di media sosial atau pun media daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemajuan teknologi yang mudah dan murah menjadi faktor penentu bagi mahasiswa dalam mengakses informasi, selain itu adanya temuan Hoaks yang beredar dilingkup mahasiswa disebabkan beberapa faktor, diantaranya, Minimnya verifikasi Informasi di Media Sosial, Sharing Behaviour, serta self efficacy, sementara itu pembentukan pemaknaan mahasiswa terhadap terpaan hoaks dipengaruhi oleh faktor eksternal ( media dan informasi ), knowledge ( pengetahuan ), dan lingkungan pertemanan. Selain itu adanya upaya mahasiswa Telkom University untuk mencegah terpaan hoaks diantaranya, crosscheck website resmi, validasi keaslian foto, tingkatkan sikap waspada, serta meningkatkan literasi. diketahui bahwa mahasiswa Telkom university memiliki pemaknaan yang berbeda terhadap terpaan hoaks Covid-19 disosial media, namun mereka sepakat bahwa penyebaran hoaks merupakan Tindakan yant tidak terpuji.