Bandung yang merupakan salah satu kota besar di Jawa Barat dikenal sebagai kota kreatif di Indonesia yang memiliki banyak komunitas. Salah satunya adalah adanya komunitas ELF Bandung yang terbentuk akibat dari fenomena Korean wave yang terjadi di Indonesia. Komunitas tersebut merupakan perkumpulan dengan para anggota yang menggemari boyband dari Korea Selatan, Super Junior. Dengan adanya komunitas tersebut, tentunya para penggemar Super Junior di Bandung yang disebut ELF Bandung memiliki pengalaman sebelum hingga setelah menjadi ELF.
Penelitian kualitatif ini menggunakan jenis pendekatan fenomenologi dengan paradigma konstruktivisme didukung teori interaksionisme simbolik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa wawancara mendalam tak terstruktur, observasi partisipatif moderat, serta analisis dokumen. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan tahap-tahap reduksi fenomenologi menurut Creswell.
Dengan adanya enam orang dari komunitas ELF Bandung yang bersedia menjadi informan, akhirnya penelitian ini berjalan dengan baik. Hasil penelitian yang diperoleh adalah keenam informan mencapai status identitas berupa achievement dimana mereka mengeksplor serta berkomitmen menggemari Super Junior dengan cara menjalin pertemanan dengan sesama ELF, membeli pernak-pernik, serta mengisi waktu luang dengan kegiatan yang berhubungan dengan Super Junior.
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah adanya perubahan yang terjadi terhadap informan dari sebelum menggemari Super Junior hingga setelah menjadi ELF seperti mereka lebih loyal dalam membelanjakan uangnya dan meluangkan waktunya,sebagai ELF untuk Super Junior, faktor pendorong seperti bias di Super Junior, orangtua, serta komunitas ELF Bandung.
Kata kunci: Identitas Diri, Gaya Hidup, Komunitas, K-pop, ELF