Penanggulangan tindak pidana erat kaitannya dengan kinerja satuan kerja Direktorat Jenderal Reserse Kriminal (Ditreskrimum) yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyidikan, penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana umum. Kinerja pegawai adalah sejauh mana aparatur Direktorat Jenderal Reserse Kriminal (Ditreskrimum) dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dalam artian pelaksanaan rencana sehingga tujuan dan strategi Direktorat Jenderal Reserse Kriminal (Ditreskrimum) dapat tercapai, salah satunya adalah menangani dan menyelesaikan kejahatan yang terjadi pada masyarakat yang berada di wilayah kota Batam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh beban kerja dan pelatihan terhadap kinerja aparatur dari unit kerja Direktorat Jenderal Reserse Kriminal (Ditreskrimum) Kepulauan Riau Kepolisian Daerah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis data Structural Equation Modeling (SEM).
Populasi dalam penelitian ini adalah personel kepolisian dari unit kerja Direktorat Jenderal Reserse Kriminal (Ditreskrimum). Peneliti menggunakan sampel jenuh sehingga seluruh personel kepolisian dari satuan kerja Direktorat Jenderal Reserse Kriminal (Ditreskrimum) berjumlah 104 orang sebagai sampel yang menjadi responden penelitian pengumpulan data dengan menggunakan teknik angket yang valid dan reliabel.
Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa variabel beban kerja, pelatihan dan kinerja karyawan termasuk pada kategori baik. Berlandaskan hasil uji analisis koefisien determinasi didapatkan nilai R-squarenya adalah 0,818, hal ini berarti 81,8% kinerja personel Ditreskrimum Polda Kepri dipengaruhi oleh Beban Kerja dan Pelatihan. Kemudian sisanya yakni 18,2% dipengaruhi variabel-variabel lain dimana tidak dimasukan pada penelitian. Kesimpulan hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa bahwa variabel beban kerja dan pelatihan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja personel.