Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian. Salah satu subsektor pertanian di Indonesia adalah perkebunan teh. Terdapat beberapa permasalahan pada pemupukan di perkebunan teh. Pertama, terdapat kenaikan harga serta kelangkaan pupuk yang digunakan. Kedua, pemupukan yang dilakukan pada perkebunan teh masih belum presisi. Precision Agriculture Technology (PAT) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk membantu dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan pada pemupukan di perkebunan teh. PAT dapat menunjang pertanian yang presisi sehingga berdampak pada keberlanjutan kualitas produksi perkebunan teh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi adopsi PAT pada perkebunan teh, menghasilkan model untuk mendukung adopsi PAT, serta menghasilkan strategi yang ditujukan kepada pihak pengembang PAT untuk adopsi PAT pada perkebunan teh. Penelitian ini menggunakan mixed method yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data kuesioner yang diolah dengan pengujian statistik menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan value proposition canvas berupa penelusuran lebih lanjut kepada calon pengguna PAT yaitu perkebunan teh rakyat, peneliti pertanian yaitu Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK), serta organisasi pengembang PAT yaitu Research Center IoT Telkom University. Penelitian ini menghasilkan strategi yang dapat digunakan oleh RC IoT Telkom University untuk adopsi PAT pada perkebunan teh di Kabupaten Bandung.