Laporan ini mengulas tentang perancangan penataan kamera dalam pembuatan film yang berfokus pada perubahan sosial budaya. Pusat perhatian utamanya adalah Desa Gunung Puntang, yang berhasil dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan sosial budaya melalui pengembangan usaha penanaman kopi yang memberikan dampak positif pada aspek ekonomi dan pendidikan. Namun, diluar sana banyak daerah lain juga yang mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan mereka sebagai masyarakat desa, dalam pencarian yang kompleks dan menantang, terutama di tengah perubahan sosial, ekonomi, dan kebudayaan yang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan serta kesadaran masyarakat yang rendah. Untuk menjalankan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan lokalitas, yang akan dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, studi pustaka, dan kuisioner. Hasil dari penelitian pun kemudian diterapkan dalam perancangan penataan kamera pada perancangan film fiksi dengan mengacu pada karya-karya sejenis seperti "Negeri Di Bawah Kabut" (2011), " Istirahatlah Kata - Kata " (2016), dan " Sarvani Buthani " (2018). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan lokalitas dalam perancangan penataan kamera pada film merupakan salah satu bentuk pendekatan yang tepat untuk menyampaikan pesan visual secara efektif untuk mencapai tujuan yang penulis inginkan. Oleh karena itu, peran penataan kamera merupaka peran yang cukup krusial dalam produksi film ini, karena melibatkan aspek-aspek penting seperti pengaturan pencahayaan, komposisi, jarak shot, jarak angle, dan pergerakan kamera yang bertujuan agar penyampaian pesan dapat berjalan secara efektif dan memenuhi hasil visual yang diinginkan pada proses perancangan.