Statistik pariwisata yang diterbitkan pada tahun 2022 oleh Pemerintah Yogyakarta dibantu Kemenparekraf mencatat bahwa perkembangan kedatangan wisatawan mengalami peningkatan dan didominasi generasi milenial. Hal tersebut terjadi karena faktor rutinitas bekerja bagi generasi milenial memiliki tingkat stress yang tinggi apabila dilaksanakan terus-menerus (Sanjaya, 2020). Mereka membutuhkan waktu luang untuk memulihkan fisik dan mental mereka. Kegiatan staycation dipahami memadai untuk keperluan “quick-fix restoration” pikiran, sehingga staycation diyakini dapat menghasilkan stress-relief bagi yang melakukannya.
Yogyakarta saat ini sudah memiliki banyak hotel yang menerapkan konsep hotel butik, namun belum hadir hotel butik dengan pendekatan tematik yang mempertimbangkan kebutuhan dan lingkungan sekitar. Mengingat lokasi hotel butik ini berada di lingkungan komunitas musisi jazz, maka hotel dirancang dengan adanya fasilitas pertunjukan serta disajikan dengan konsep tematik musik jazz. Hubungan antara interior dengan musik memungkinkan kita menikmatinya untuk “melihat apa yang kita dengarkan” dan “mendengar apa yang kita lihat” untuk mencapai pengalaman yang lebih. Selain itu, terapi musik memiliki peran sebagai suatu metode bersikap tenang untuk menjaga dan meningkatkan psikologis, fisik, serta kesehatan emosional (Djohan, 2006). Dengan mendapatkan pengalaman musik jazz pada interior hotel butik diharapkan dapat membuat generasi milenial lupa akan kejenuhan realita mereka. Selain itu, dibutuhkan pula fasilitas hospitality yang terintegrasi secara langsung dengan fasilitas pertunjukan untuk mewadahi komunitas dan musisi jazz lokal guna terwujudnya koneksi di bidang pariwisata, seni dan bisnis. Sehingga terciptanya sebuah fasilitas One Stop Service yang diharapkan dapat menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta menduduki peringkat yang lebih tinggi di sektor Pariwisata Indonesia.
Kata Kunci : Hotel Butik, Staycation, lifestyle, Musik Jazz, Pariwisata