Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota dengan ragam budaya dan wisata dunia, bahkan termasuk dalam destinasi wisata kedua terbaik di Indonesia setelah Bali. Seiring dengan peningkatan kunjungan ke Yogyakarta setelah berakhirnya Covid-19, diharapkan adanya pertumbuhan pada sektor hunian (hotel) yang dapat menampung jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta khususnya hotel bintang 4 dan 5 karena potensi kedatangan wisatawan tingkat menengah ke atas meningkat karena YIA mendatangkan penerbangan langsung dari sejumlah negara pada 2021. Namun, muncul permasalahan seiring berkembangnya sektor industri perhotelan di Yogyakarta. Banyaknya pertumbuhan hotel yang tidak memperhatikan lingkungan dan berkelanjutan menyebabkan meningkatnya polusi udara, limbah hotel dan emisi karbon di sekitar lingkungan hotel. Terhitung hanya ada 4 hotel dari 2.829 hotel yang terdaftar pada tripadvisor.co.id memiliki status ramah lingkungan di Yogyakarta (Tripadvisor.co.id, 2022). Untuk itu, diperlukan penambahan akomodasi penginapan berbintang 4 atau 5 bagi wisatawan dengan membangun hotel baru pada pusat kota dengan pendekatan sustainable design berdasarkan lokalitas. Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah deskriptif dengan studi literatur untuk mengumpulkan data sekunder dan studi lapangan untuk mendapatkan data primer dari sumbernya langsung yaitu berupa kuesioner, observasi langsung, dan survey. Perancangan ini diharapkan dapat menciptakan city hotel yang bisa mewadahi segala aktivitas pengguna dan dapat menjadi jawaban dari kurangnya akomodasi hotel dan permasalahan lingkungan yang ditemukan di Yogyakarta. Dengan menggunakan pendekatan sustainable design, desain ruangan yang dihasilkan menjadi menarik, lebih ramah lingkungan dan bertanggung jawab.
Kata kunci: Interior, City, Hotel, Bintang 4, Yogyakarta, Sustainable Design