Bisnis ritel modern di Indonesia tumbuh pesat berkat peluang pasar terbuka, bisnis manufaktur yang mendukung pasokan produk, dan dukungan pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan ritel.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai intrinsik saham perusahaan yang bergerak di sub sektor retail makanan dan bahan pokok yang dalam hal ini diwakili oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. (AMRT), PT. Diamond Food Indonesia, Tbk. (DMND), PT. Midi Utama Indonesia, Tbk. (MIDI), PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk. (EPMT), dan PT. Millenium Pharmacon International, Tbk. (SDPC) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan data historis tahun 2018-2022 yang akan digunakan sebagai dasar proyeksi tahun 2023-2027.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) pendekatan Free Cash Flow to Firm (FCFF) dalam skenario optimis, nilai intrinsik AMRT, SDPC, dan DMND undervalued. Saham EPMT dan MIDI dinilai overvalued. Pada skenario moderat nilai intrinsik AMRT, MIDI, EPMT, dan DMND berada pada kondisi overvalued, sedangkan SDPC undervalued. Perhitungan pada skenario pesimis, semua perusahaan yang diteliti overvalued.
Dalam penelitian ini juga, dilakukan valuasi saham menggunakan metode Relative Valuation (RV) dengan pendekatan Price to Earnings Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Pada skenario optimis, saham AMRT, MIDI, dan SDPC dinilai overvalued, sedangkan EPMT dan DMND dinilai undervalued. Skenario moderat, saham AMRT, EPMT, dan SDPC undervalued, sedangkan MIDI dan DMND dinilai overvalued. Skenario pesimis: AMRT, EPMT, dan SDPC undervalued, sedangkan MIDI dan DMND dinilai overvalued.
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan penilaian objektif terhadap perusahaan, yang dapat digunakan investor untuk mempertimbangkan investasi dan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Kata Kunci: Discounted Cash Flow; Free Cash Flow to Firm; Relative Valuation; Nilai Intrinsik; overvalued dan undervalued.