Micro turning dicirikan dengan nose radius berukuran lebih besar daripada depth of cut. Pada keadaan tersebut fenomena ploughing terjadi dikarenakan adanya material benda yang tidak terpotong sempurna sehingga terjadi penumpukan geram (chip). Penumpukan geram menyebabkan peningkatan kekasaran permukaan sehingga berdampak negatif terhadap kualitas permesinan. Implementasi pemotongan intermiten pada 1D-UVAT menjadi alternatif solusi untuk mengurangi ploughing pada micro turning. Pemotongan intermiten mampu mengurangi kontak pahat dengan benda kerja. Sehingga meminimasi kemunculan ploughing. Studi ini berfokus pada pengaruh parameter permesinan pada 1D-UVAT khususnya TVAT pada micro turning (hs < h < hmin). Respon TVAT terhadap micro turning diidentifikasi berdasarkan pengaruh parameter feed rate, spindle speed, dan frekuensi. Untuk melihat pengaruh parameter tersebut, maka dilaksanakan eksperimen dengan pendekatan design of experiments (DOE) menggunakan metode full factorial. Eksperimen dilakukan untuk memperoleh data rata-rata kekasaran (Ra) yang dijadikan sebagai indikator untuk menentukan kepresisian hasil pemotongan. Kecenderungan TVAT untuk menghasilkan pemotongan interminten berdampak pada berkurangnya ketinggian profile permukaan. Kemampuan TVAT didukung dengan pemilihan spindle speed rendah agar menghasilkan pemotongan yang stabil. Selain itu penentuan feed rate juga penting karena feed rate merupakan parameter yang paling berpengaruh terhadap munculnya ploughing pada kekasaran permukaan. Studi ini memperlihatkan kemampuan TVAT dapat mengurangi ploughing pada kekasaran permukaan meskipun tidak signifikan atau relatif sama.
Kata kunci: Micro turning, MUCT, Tangential Vibration Assisted Turning, Ploughing, Rata-rata Kekasaran Permukaan