American Dream yang secara tradisional meliputi hak atas kehidupan yang layak dan kebebasan individu tanpa memandang latar belakang ras, suku, agama, dan kelas sosial, dieksplorasi dalam konteks film yang berlatar belakang sejarah perbudakan dan ketidakadilan rasial. Melalui pendekatan semiotika Roland Barthes yang mengurai makna denotasi, konotasi, dan mitos, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana elemen-elemen visual dan naratif dalam film Antebellum mengonstruksi dan mendekonstruksi ideal-ideal American Dream. Temuan penelitian menunjukkan bahwa film ini menyoroti bagaimana hak atas kehidupan yang layak, kebebasan individu, dan kebahagiaan seringkali terhalang oleh struktur sosial yang tidak adil. Film ini juga menekankan bahwa kesuksesan dan cara untuk mencapainya berbeda bagi setiap individu, namun sistem sosial yang ada kerap kali tidak mendukung hal ini. Film ini mengungkapkan bahwa American Dream tidak selalu bisa diakses oleh semua individu, terutama bagi mereka yang berasal dari kelompok minoritas. Penelitian ini memberikan kontribusi pada kajian film dan budaya populer dengan menunjukkan bagaimana medium sinematik dapat digunakan untuk mengeksplorasi dan mengkritik konsep-konsep ideologis seperti American Dream.