Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung melalui akun instagramnya, yaitu @disbudpar.bdg telah memproduksi konten #ReboNyunda yang berisi tentang penggunaan bahasa Sunda. Tingginya engagement dan respon yang positif, konten Rebo Nyunda telah membuktikan sebagai alat yang efektif dalam memperkuat penggunaan bahasa Sunda di tengah arus deras globalisasi yang telah menyebabkan penuturnya tidak lagi menggunakan bahasa tersebut, terutama generasi muda. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui alasan rebo nyunda dilakukan kepada generasi muda melalui media sosial, proses pengelolaan konten Rebo Nyunda melalui media sosial instagram, dan hambatan pada proses pengelolaan konten Rebo Nyunda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada akun instagram @disbudpar.bdg untuk memahami lebih dalam terkait pengelolaan konten yang terjadi. Penelitian ini mengacu pada teori Design Thinking. Hasil penelitian menunjukan bahwa generasi muda membutuhkan pemahaman terkait bahasa Sunda agar bahasa dan budaya dari daerah tersebut tidak hilang hal ini menunjukan adanya keselarasan dengan tahapan design thinking, yaitu information gathering dan problem analysis and definition. Selanjutnya dalam penyusunan konten Rebo Nyunda dilakukan melalui tahap idea generation, Synthetis Through Modeling, dan Critical Evaluations. Selain itu, hambatan yang terjadi ketika proses penyusunan adalah hambatan creative block, teknis dan publikasi konten. Kesimpulan dari penelitian ini, konten Rebo Nyunda ini memliki keselarasan dengan design thinking. Namun yang menjadi kebaruan dalam penelitian ini adalah pada pengelolaan konten Rebo Nyunda yang melibatkan unsur budaya ini harus melalui beberapa kali proses evaluasi baik pada tahap perencanaan, sebelum publikasi, dan setelah publikasi untuk memastikan bahwa pesan disampaikan benar dan akurat.
Kata Kunci: bahasa sunda, instagram, pengelolaan konten, rebo nyunda