Penelitian ini menganalisis karakter narsistik Edi Darmawan Salihin dalam film dokumenter "Ice Cold: Pembunuhan Kopi dan Jessica Wongso" menggunakan analisis resepsi Stuart Hall. Studi ini mengungkapkan bagaimana audiens menerima dan menginterpretasikan karakter Edi melalui tiga posisi decoding: dominan, negosiasi, dan oposisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter Edi Darmawan tidak hanya ditafsirkan sebagai ayah yang gigih mencari keadilan, tetapi juga sebagai individu yang mencerminkan narsisme melalui pencitraan diri dan manipulasi media. Film ini menggunakan narasi dan visualisasi yang mempengaruhi persepsi publik terhadap kasus tersebut. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman tentang penerimaan audiens terhadap karakter dalam media dokumenter dan peran media dalam membentuk hiperrealitas.
Kata Kunci: Analisis Resepsi, Narsisme, Hiperrealitas, Film Dokumenter, Stuart Hall