Terminal Cicaheum berada di Kota Bandung, Jawa Barat, merupakan pusat transportasi yang berfungsi sebagai pintu masuk utama dari arah timur. Namun, terminal ini belum memenuhi standar pelayanan dan menarik minat masyarakat. Kementerian Perhubungan Indonesia berkomitmen meningkatkan fasilitas terminal kelas A agar setara dengan bandara, mengikuti keberhasilan revitalisasi Terminal Leuwipanjang. Sebagai dua terminal utama Tipe A di Kota Bandung, terdapat perbedaan signifikan dalam jumlah penumpang antara Terminal Cicaheum dan Terminal Leuwipanjang ini menunjukkan perlu adanya peningkatan di Terminal Cicaheum. Salah satu faktor utamanya adalah kualitas pelayanan yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan kondisi infrastruktur yang kurang baik menjadi penyebab rendahnya minat masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan perancangan baru yang sesuai dengan standar Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 serta meningkatkan kenyamanan dan fungsionalitas terminal.
Untuk meningkatkan daya tampung dan memperbaiki infrastruktur Terminal Cicaheum, diperlukan perancangan baru dengan pendekatan Space Syntax. Pendekatan ini sebagai landasan perancangan baru, dengan fokus pada tata letak dan konektivitas ruang, sirkulasi, dan kebutuhan pengguna. Pendekatan ini menciptakan aliran pergerakan yang efisien, dan mengurangi titik-titik kepadatan. Melalui pemahaman mendalam tentang perilaku pengguna, pendekatan Space Syntax dapat menghasilkan terminal yang lebih fungsional, nyaman, dan memenuhi kebutuhan pengguna saat ini dan membuka peluang untuk peningkatan layanan di masa depan. Perancangan baru ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas layanan dan minat masyarakat terhadap transportasi umum di Kota Bandung.
Kata kunci : Terminal Cicaheum, Peningkatan pelayanan, Space Syntax, Kebutuhan pengguna, Transportasi umum.