Suatu perusahaan pasti menginginkan kestabilan pada perusahaannya. Dalam hal ini, perusahaan perlu menjaga kestabilan efektivitas dan pengelolaan manajemen. Namun, hal ini tidaklah mudah karena banyak faktor penghambat yang dapat mengganggu, salah satunya adalah adanya pesaing yang mengakibatkan penurunan efektivitas. Penurunan efektivitas ini merupakan indikasi bahwa perusahaan telah mencapai tahap tertentu dalam Corporate Life Cycle. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan fase perusahaan dalam Corporate Life Cycle. Penelitian ini juga berfokus pada bagaimana pengambilan keputusan dalam model PAEI (Purpose, Administrasi, Entrepreneur, Integrate) diterapkan dalam fase Corporate Life Cycle yang teridentifikasi. Selain itu, penelitian ini akan mengevaluasi kualitas implementasi dalam model CAPI (Coalesced Authority, Power, Influence) dalam fase yang teridentifikasi dari Corporate Life Cycle dengan menggunakan teori Corporate Life Cycle dari Ichak Adizes. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui triangulasi, yaitu kombinasi dari observasi, dokumen perusahaan, wawancara, dan guided interview. Alat pengumpulan data utama adalah wawancara mendalam yang dilakukan kepada tujuh narasumber. Hasil dari penelitian ini adalah Pos Indonesia berada pada fase Adolesce – Divorce – Unfulfiled dalam Corporate Life Cycle, pengambilan keputusan perlu perbaikan pada masalah pada sistem human capital serta memperkuat pengembangan inovasi kewirausahaan, kualitas implementasi yang diterapkan adalah mendominasi pada otoritas dari levelling manajemen. Diharapkan, penelitian selanjutnya dapat menganalisis konflik yang mungkin terjadi akibat transisi antar fase Corporate Life Cycle, serta PAEI dan CAPI yang teridentifikasi dalam fase-fase tersebut. Dengan demikian, strategi mendatang dapat disusun untuk meminimalisir konflik dan mendukung kelancaran transisi menuju fase berikutnya dalam siklus hidup perusahaan.
Kata kunci: Adizes, Corporate Life Cycle, PAEI dan CAPI