Fenomena limbah fesyen di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, yang diakibatkan oleh konsumsi pakaian berlebihan (konsumtif) dan mengikuti tren "fast fashion". Hal ini menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang media komunikasi visual untuk penanganan limbah fesyen di Bandung. Metode yang digunakan adalah studi literatur, wawancara, dan survei dengan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa generasi muda (18-35 tahun) di Bandung menjadi target utama industri "fast fashion" dan terdorong untuk membeli pakaian baru secara impulsif.
Oleh karena itu, aplikasi edukasi dan promosi gaya hidup berkelanjutan serta membantu mengurangi sifat konsumtif pada masyarakat dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong perubahan kebiasaan dalam mengelola pakaian. Aplikasi ini harus dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi pengguna, serta menggunakan prinsip-prinsip desain komunikasi visual yang efektif.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya untuk mengurangi limbah fesyen dan mewujudkan gaya hidup berkelanjutan di Indonesia.