Penelitian ini berfokus pada evaluasi dan perancangan ulang model bisnis UMKM Ikan Nila Jalet, sebuah usaha budidaya ikan nila yang berlokasi di Kabupaten Ciamis. Sejak berdiri pada tahun 2021, UMKM ini menghadapi tantangan dalam mencapai target pendapatan yang telah ditetapkan, yakni Rp20.000.000 per tahun. Analisis mendalam mengungkapkan beberapa faktor penyebab utama permasalahan tersebut, di antaranya adalah kurangnya diversifikasi produk, keterbatasan inovasi dalam teknik budidaya, serta strategi pemasaran yang kurang efektif. Selain itu, persaingan bisnis yang semakin ketat dengan munculnya pesaing yang menawarkan beragam produk juga menjadi tantangan tersendiri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penelitian ini mengadopsi pendekatan evaluasi model bisnis yang komprehensif dengan menggunakan Business Model Canvas. Melalui analisis mendalam terhadap model bisnis yang ada, yang meliputi pengamatan langsung, wawancara dengan pihak perusahaan, serta studi literatur, identifikasi terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) dilakukan. Hasil analisis SWOT kemudian dijadikan dasar untuk merancang model bisnis yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Beberapa perbaikan yang diusulkan dalam model bisnis baru meliputi perluasan segmen pelanggan dengan melibatkan UMKM kuliner. Selain itu, untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dilakukan melalui pemberian sampel produk, survei kepuasan pelanggan, dan strategi cross-selling. Dalam hal saluran distribusi, pemanfaatan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok akan dioptimalkan. Untuk memperkaya portofolio produk, perusahaan akan menambah variasi jenis ikan seperti lele, dan gurami, serta mengembangkan produk olahan seperti fillet dan abon ikan. Perusahaan akan menjalin kerja sama dengan supplier bahan baku masak untuk mendukung pengembangan produk olahan, serta meningkatkan kerja sama dengan supplier bibit ikan, pakan ikan, dan kemasan untuk memastikan ketersediaan pasokan yang berkualitas. Selain itu, investasi dalam peralatan teknologi bioflok akan dilakukan untuk mendukung efisiensi operasional. Dalam hal aktivitas utama, perusahaan akan fokus pada peningkatan pengiriman ikan, pengembangan produk olahan, dan pengelolaan persediaan yang efektif. Penerapan teknologi bioflok diharapkan dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kualitas produk. Perubahan-perubahan tersebut akan berdampak pada struktur biaya perusahaan, terutama dengan adanya tambahan biaya untuk pembelian bahan baku masak, dan peralatan baru. Sebagai konsekuensi dari perubahan model bisnis, proyeksi pendapatan perusahaan juga mengalami peningkatan. Peningkatan pendapatan ini berasal dari diversifikasi produk, perluasan segmen pasar, dan peningkatan efisiensi operasional. Namun, perlu dilakukan simulasi finansial yang lebih detail untuk mengukur dampak finansial dari perubahan model bisnis yang diusulkan. Sebagai kesimpulan, penelitian ini menyajikan sebuah rancangan model bisnis baru yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja UMKM Ikan Nila Jalet. Meskipun demikian, masih diperlukan validasi lebih lanjut terkait kelayakan dan risiko dari perubahan model bisnis yang diusulkan. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa perubahan yang dilakukan akan memberikan dampak positif bagi keberlangsungan dan pertumbuhan usaha.
Kata Kunci: Model bisnis, Business Model Canvas, UMKM Ikan Nila Jalet, Budidaya ikan nila, Teknologi bioflok, Simulasi Finansial