Organisasi perlu melakukan perubahan untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Transformasi ini penting untuk meningkatkan kualitas produk, produktivitas, kecepatan, serta keterlibatan dan retensi karyawan. Di tengah kompleksitas yang ada, konsep organizational agility (ketangkasan organisasi) menjadi sangat krusial bagi kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan implementasi organizational agility maturity pada Tribe EWZ. Melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan terukur, Tribe EWZ diharapkan dapat lebih efektif dalam mengenali area yang memerlukan perbaikan dan melakukan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan secara keseluruhan. Dimensi yang diteliti yaitu, Persyaratan Ketangkasan, meliputi: Nilai Ketangkasan, Teknologi; Ketangkasan Individu, meliputi: Tenaga Kerja, Manajemen Perubahan; Struktur yang Meningkatkan Ketangkasan, meliputi: Kolaborasi dan Kerja Sama, Struktur yang Fleksibel.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui triangulasi sumber data, yaitu dengan memperoleh data dari berbagai sumber menggunakan metode yang sama. Alat pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara mendalam yang dilakukan kepada 6 (enam) narasumber, yaitu 1 (satu) Orang Tribe Leader, 1 (satu) Orang Squad Leader, 1 (satu) Orang Product Manager, 1 (satu) Orang Junior Product Manager, dan 2 (dua) Orang Scrum Master.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai tingkat kematangan (maturity stage) dari Tribe EWZ. Dalam implementasi nya, Tribe EWZ melakukan pengukuran menggunakan model Wendler yang terdiri dari 3 (tiga) Dimensi dan 6 (enam) Sub-dimensi, yaitu: Agility Prerequisites meliputi: Agile Values, Technology; Agility of People meliputi: Workforce, Management of Change; Structure Enhancing Agility meliputi: Collaboration and Coordination, Flexible Structures. Berdasarkan implementasi tersebut, diketahui bahwa Tribe EWZ berada pada maturity stage 2: Agility Transition, di mana pada tahap tersebut berarti Tribe EWZ sudah mengimplementasikan ketiga dimensi pada sebagian besar organisasi. Namun, posisi Tribe saat ini dirasa belum cukup oleh beberapa pihak, mereka berharap Tribe EWZ dapat mencapai tingkat tertinggi, yaitu 3: Organizational Agility. Untuk itu, Tribe EWZ memiliki prioritas utama dalam jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek, Tribe memastikan perbaikan berkelanjutan dalam penerapan agile melalui pelatihan intensif, dan untuk jangka panjang Tribe akan melakukan implementasi agility yang juga dapat diterapkan kepada para stakeholders terkait sehingga dampak yang dirasakan lebih luas.
Kata Kunci: Agility, Agility Maturity Model, Organizational Agility, dan Organizational Maturity