Perkembangan trend fashion yang cepat menyebabkan busana tradisional seperti kebaya ditinggalkan. Hal ini disebabkan karena minimnya pilihan kebaya modern berkualitas baik di pasaran, termasuk di Rumah Kebaya Neng Lina yang masih memproduksi kebaya lawas dan tidak luput dari produk defect. Di sisi lain, saat ini kebaya hanya digunakan di acara formal sehingga menyebabkan kesan eksklusivitas terhadap penggunaan kebaya. Lebih lanjut, hal ini menyebabkan masyarakat cenderung memilih untuk membuat kebaya dengan sistem custom-made sehingga membuat limbah kain sisa produksi kebaya menumpuk dan tidak terorganisasi, termasuk di Konfeksi Kebaya Susan. Penelitian ini menerapkan Kintsugi, sebuah seni memperbaiki keramik asal Jepang, sebagai inspirasi karena terdapat kesamaan nilai kandungan antara kebaya dan Kintsugi yakni nilai kealamiahan serta nilai kesederhanaan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk fashion baru berupa kebaya modern dari hasil pengolahan limbah kebaya defect pada Rumah Kebaya Neng Lina dan limbah kain brokat pada Konfeksi Kebaya Susan dengan menerapkan Kintsugi sebagai inspirasi dan menggunakan metode kualitatif, analisis, serta eksplorasi.