Literasi tidak lagi terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup keterampilan komunikasi, berpikir kritis, serta pemahaman dan penggunaan informasi dalam berbagai konteks. Kota Bandung, sebagai pusat pendidikan dan budaya, menghadapi tantangan dalam mempertahankan keberlanjutan komunitas literasi di tengah arus digitalisasi. Meski begitu, potensi literasi di kota ini tetap tinggi dengan dukungan pemerintah, komunitas, dan program-program literasi yang terus berkembang. Perancangan pusat literasi berbasis komunitas di Bandung diarahkan untuk menciptakan tempat berkumpul untuk kelompok minat khusus, seperti klub buku atau komunitas penulis, fotografi, dan lainnya yang memperkuat ikatan sosial di antara anggota masyarakat. Menyediakan ruang untuk kegiatan kreatif seperti menulis, menggambar, atau produksi video, mengadakan kompetisi menulis atau pameran seni lokal untuk mendorong pengunjung berpartisipasi dan mengekspresikan diri mereka secara kreatif. Pusat ini tidak hanya menyediakan akses ke koleksi buku cetak dan digital, tetapi juga mendukung kegiatan kreatif, edukatif, dan rekreatif. Dengan penggabungan teknologi, inovasi desain, serta kolaborasi berbagai pihak, pusat literasi ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat, memperkuat budaya literasi, dan menjadi model pengembangan literasi nasional.
Kata Kunci: Literasi, Pusat Literasi, Komunitas Literasi, Literasi Digital.