Penelitian ini berangkat dari fenomena yang mana meskipun tidak memiliki latar belakang akademis di bidang komunikasi dan tanpa strategi komunikasi yang bersifat formal dan terstruktur, Humas Saung Angklung Udjo tetap mampu mempertahankan reputasi organisasinya secara konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi humas yang dijalankan oleh Saung Angklung Udjo dalam menjaga reputasi di tengah keterbatasan tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, metode studi kasus, dan paradigma konstruktivisme, penelitian ini menemukan bahwa Saung Angklung Udjo mampu mengubah keterbatasan menjadi keunggulan strategis dengan melibatkan audiens sebagai bagian dari proses komunikasi melalui pendekatan storytelling yang menghasilkan word of mouth dan earned media. Praktik komunikasi yang dilakukan bersifat kolaboratif, berbasis pengalaman, dan berakar pada nilai-nilai budaya lokal. Kesimpulannya, keberhasilan Saung Angklung Udjo dalam mempertahankan reputasi menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang efektif dapat tumbuh secara organik melalui relasi partisipatif dengan publik, tanpa bergantung pada struktur formal atau pendekatan akademik semata. Saung Angklung Udjo disarankan untuk merekrut tenaga profesional di bidang kehumasan guna mengoptimalkan peran dan fungsi divisi humas secara lebih terstruktur dan strategis.
Kata Kunci: Reputasi, Saung Angklung Udjo, Storytelling, Saung Angklung Udjo, Strategi Humas, Word Of Mouth