Transformasi digital mendorong perusahaan seperti SmartCo untuk mengadopsi teknologi inovatif seperti blockchain untuk meningkatkan kinerja operasional dan daya saing perusahaan. Namun, penerapan blockchain menimbulkan tantangan dalam tata kelola, yaitu bagaimana menyeimbangkan kebutuhan terhadap inovasi dan kecepatan dengan stabilitas, keamanan, dan kepatuhan regulasi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang tata kelola blockchain yang efektif bagi SmartCo melalui pendekatan ambidextrous yang mengintegrasikan kerangka kerja COBIT 2019 Tradisional dengan fokus area DevOps. Penelitian ini menggunakan metodologi Design Science Research (DSR) dengan pendekatan studi kasus. Prioritas Governance and Management Objectives (GMO) ditentukan melalui analisis Design Factors, relevansi DevOps, kepatuhan regulasi, dan kajian literatur terkait blockchain. Hasil analisis menetapkan tiga GMO sebagai prioritas utama yaitu DSS05: Managed Security Services, APO01: Managed I&T Management Framework, dan APO12: Managed Risk. Kemudian dilakukan penilaian kapabilitas lebih lanjut untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan pada tujuh komponen pada COBIT 2019. Hasil kesenjangan tersebut kemudian menghasilkan rancangan perbaikan pada aspek People, Process, dan Technology. Rekomendasi ini kemudian dianalisis dan diprioritaskan melalui pendekatan Resource, Risk, dan Value (RRV), lalu disusun menjadi sebuah roadmap implementasi. Estimasi hasil dari penerapan ini menunjukkan adanya perbaikan terhadap kapabilitas dari 3,29 menjadi 3,75 sehingga memberikan pedoman bagi SmartCo dalam mengelola blockchain secara aman dan selaras dengan tujuan transformasi digital.
Kata kunci: Ambidextrous Tata Kelola Blockchain, Transformasi Digital, COBIT 2019, Design Science Research, Studi Kasus, SmartCo.