Pelestarian musik tradisional Sunda menghadapi tantangan besar di era
globalisasi, terutama karena menurunnya minat generasi muda yang
menganggapnya kurang relevan dengan zaman modern. Pelestarian musik
tradisional Sunda membutuhkan strategi inovatif yang tetap sesuai dengan zaman
modern. Menggabungkan nilai-nilai budaya dengan praktik bisnis menjadi salah
satu cara untuk memastikan tradisi tetap hidup sekaligus mendukung keberlanjutan
ekonomi. Musik tradisional tidak hanya memiliki fungsi estetika, tetapi juga
merupakan media pewarisan nilai dan identitas kolektif yang harus dijaga
eksistensinya melalui pendekatan yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana Saung Angklung Udjo,
sebagai seorang culturepreneur, berperan dalam melestarikan musik tradisional
Sunda. Dengan menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif, data dikumpulkan
melalui wawancara semi-terstruktur terhadap enam informan kunci, yang terdiri
dari pihak internal dan pengunjung Saung Angklung Udjo. Pendekatan ini dipilih
karena memungkinkan peneliti menggali informasi secara mendalam mengenai
persepsi, strategi, dan pengalaman yang berkaitan dengan pelestarian budaya
melalui kewirausahaan.
Data dianalisis menggunakan metodologi Gioia untuk mengidentifikasi
pola tematik dan membangun kerangka konseptual. Proses analisis dilakukan
secara sistematis melalui tiga tahapan utama: pengkodean data, identifikasi kategori
dan tema, serta pembangunan dimensi agregat. Melalui teknik ini, ditemukan
bahwa terdapat integrasi erat antara nilai budaya, peran sosial, dan strategi bisnis
yang dijalankan Saung Angklung Udjo dalam menjaga keberlanjutan musik
tradisional Sunda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Saung Angklung Udjo berhasil
memadukan nilai-nilai budaya dengan praktik kewirausahaan melalui strategi
seperti edukasi budaya, inovasi pertunjukan, dan keterlibatan komunitas.
Transformasi digital dan kolaborasi kreatif digunakan untuk menjangkau audiens
muda tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisional. Selain itu, partisipasi masyarakat
lokal sebagai pengrajin, pelaku pertunjukan, dan tenaga pendukung menjadi kunci
dalam menciptakan ekosistem budaya yang hidup dan berkelanjutan.
Temuan ini menegaskan pentingnya strategi pelestarian yang adaptif dan
berkelanjutan sebagai dasar dalam pengembangan kewirausahaan budaya.
Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dan praktis dalam memperkuat
identitas budaya serta mendukung keberlanjutan ekonomi kreatif berbasis warisan
lokal. Studi ini juga menjadi acuan bagi pelaku budaya lainnya untuk mengadopsi
pendekatan serupa dalam menghadapi tantangan modernisasi dan menjaga
relevansi budaya lokal dalam konteks global.