Sistem pembayaran tol di Indonesia telah berkembang menggunakan e-money sejak tahun 2017. Namun, peningkatan populasi kendaraan dan aktivitas ekonomi menyebabkan kemacetan di gerbang tol, dengan kerugian ekonomi mencapai Rp4,4 triliun per tahun. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah berencana mengimplementasikan teknologi Multi Lane Free Flow (MLFF) yang memungkinkan transaksi tanpa berhenti. Namun implementasinya memerlukan kesiapan yang matang antrean, sejumlah tantangan masih harus diatasi, seperti akurasi pencatatan yang hanya mencapai 80-99%, potensi kehilangan pendapatan BUJT, ketidakpastian regulasi, perencanaan yang mundur, serta kebutuhan infrastruktur. Dengan demikian, analisa kesiapan BUJT menjadi penting untuk memastikan keberhasilan implementasi MLFF.
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kesiapan BUJT menggunakan pendekatan Technology-Organization-Environment (TOE) dalam mengadopsi teknologi MLFF. Penelitian ini memfokuskan pada tujuh variabel bebas: Compatibility, Advantage, Complexity, Organization Readiness, Top Management Support, Government Support, dan Vendor Quality. Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel tersebut terhadap kesiapan BUJT dalam implementasi MLFF. Pendekatan Partial Least Squares (PLS) digunakan untuk memodelkan hubungan antar variabel melalui metode Structural Equation Modeling (SEM).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengambilan sampel secara nonprobability sampling, khususnya melalui teknik purposive sampling (atau judgment sampling). Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada pihak pengelola BUJT yang dianggap relevan, dan dilengkapi dengan studi kasus guna memperkaya pemahaman terhadap konteks penelitian. Untuk menganalisis data, digunakan perangkat lunak PLS yang berfungsi dalam menguji validitas, reliabilitas, serta mengidentifikasi hubungan antar variabel yang diteliti.
Hasil menunjukkan bahwa hanya variabel Advantage yang berpengaruh signifikan terhadap kesiapan implementasi MLFF (t = 2,496; p = 0,013). Enam variabel lainnya tidak signifikan. Nilai R² sebesar 0,24 menunjukkan kemampuan prediktif model tergolong lemah.
Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami faktor-faktor yang memengaruhi kesiapan BUJT terhadap MLFF dan merekomendasikan peningkatan dukungan pemerintah, koordinasi antar stakeholder, serta evaluasi terhadap kesiapan teknis dan organisasi.
Kata kunci: Toll Collection, Multi Lane Free Flow, TOE Framework, Partial Least Squares, Structural Equation Modeling