Museum Tsunami Aceh dibangun untuk mengenang peristiwa Tsunami yang terjadi pada tahun 2004 silam. Museum ini dirancang dengan tata ruang dan display yang dapat membuat pengunjung seolah-olah dibawa kembali pada masa kejadian Tsunami, menampilkan sejarah dan kenangan yang dapat mengedukasi pengunjung terutama pelajar, namun daya tarik ini tidak membuat pelajar datang berkunjung, pelajar hanya datang ketika tugas dari sekolah mengharuskan mereka untuk berkunjung ke Museum Tsunami.
Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, kuesioner dan observasi. Wawancara dilakukan kepada pihak museum, pengunjung dan juga kepada pelajar. Kuesioner dibagikan kepada pelajar SMA yang berada di daerah Banda Aceh dan Aceh Besar. Pendekatan yang digunakan dalam perancangan adalah pendekatan budaya, dengan menggunakan warna khas Aceh dan juga me-nyisipkan ragam hias khas Aceh dalam media promosi tersebut.
Hasil rancangan media promosi yang sesuai untuk Museum Tsunami be-rupa Poster, Iklan Majalah, Brosur, Web Banner, X-banner, dan Sovenir. Diha-rapkan dengan perancangan media promosi ini, pengunjung Museum Tsunami dapat bertambah terutama dari kalangan pelajar.