Angklung merupakan alat musik tradisional Jawa Barat yaitu masyarakat Sunda yang telah diakui oleh dunia. Sebagai salah satu alat musik tradisional Indonesia, angklung mempunyai nilai filosofis yang penting bagi kehidupan manusia. Nilai filosofis angklung tersebut merupakan asal mula terciptanya angklung itu sendiri. Angklung memiliki berbagai nilai filosofis, salah satunya yaitu terdapat pada struktur bentuk angklung. Nilai filosofis yang terkandung pada struktur bentuk angklung tersebut merupakan nilai yang dapat diterapkan manusia dalam kehidupannya. Maka dari itu diperlukan sebuah film fiksi yang mengadaptasi nilai filosofis angklung. Dalam sebuah film tentunya diperlukan peran Director of Photography sebagai orang yang dapat menginterpretasikan naskah ke dalam bentuk visual agar pesan dapat tersampaikan kepada penonton. Metode yang digunakan dimulai dari pengumpulan data (studi pustaka, observasi, dan wawancara), kemudian data tersebut dianalisis menggunakan pendekatan historis agar menghasilkan keyword yang dapat digunakan dalam pembuatan breakdown shot. Melalui film fiksi pendek ini dihasilkan konsep yang telah disesuaikan dengan inti cerita dan makna struktur angklung itu sendiri yang digambarkan pada konsep visual dan hasil perancangan penataan kamera.