ABSTRAK
Peningkatan penggunaan smartphone di Indonesia dan cashless society memiliki potensi besar untuk mengembangkan sistem pembayaran berbasis mobile atau digital sehingga hal ini menarik untuk diteliti. GO-PAY, OVO, DANA, LinkAja dan Jenius sangat cocok untuk dijadikan objek penelitian karena kelima mobile payment tersebut merupakan aplikasi e-wallet yang paling populer di Indonesia dengan jumlah pengguna lima besar terbanyak.
Penelitian terkait dengan mobile payment masih belum banyak ditemukan, terutama penelitian yang membahas tentang Teori Difusi Inovasi. Teori ini dapat diaplikasi untuk berbagai jenis teknologi, salah satunya financial technology. Teori ini juga merupakan model yang sesuai untuk memprediksi minat pengguna untuk mengadopsi teknologi baru. Oleh karena itu, teori ini sangat menarik untuk dijadikan teori dasar sebuah penelitian.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengatahui bagaimana hubungan antara relative advantage, complexity, compatibility, observability, trialability, dan perceived risk dengan adopsi mobile payment.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online melalui social media Twitter dengan jumlah 400 responden pengguna mobile payment di Provinsi Jawa Barat. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil pengolahan data menunjukan bahwa faktor yang signifikan mempengaruhi adopsi mobile payment adalah relative advantage, complexity, compatibility, observability, dan trialability.
Kata Kunci: Adopsi Mobile Payment, Teori Difusi Inovasi, Teknologi Keuangan