CV. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di industri garment (pembuatan pakaian jadi) dengan salah satu produk yang rutin diproduksi yaitu kemeja PDL (Pakaian Dinas Lapangan). Berdasarkan data jumlah produksi pada periode Agustus 2020-Desember 2021, rata-rata produk defect yang dihasilkan yaitu sebesar 3.21%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa rata-rata produk defect yang dihasilkan masih melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan yaitu 2%. Terdapat 9 tahap proses produksi dalam menghasilkan produk kemeja PDL dan salah satu proses yang bermasalah pada produksi kemeja PDL yaitu proses cutting. Proses cutting di CV. XYZ merupakan proses dengan jumlah kemunculan produk cacat 2 tertinggi selama periode Agustus 2020-Desember 2021 yaitu sebanyak 177 produk atau sebesar 36,4% dan jenis defect yang dihasilkan yaitu size tidak sesuai dan panjang produk tidak seimbang. Kemunculan jenis defect yang berulang pada proses cutting dikarenakan terdapat persyaratan atau CTQ proses yang tidak dipenuhi. Untuk memperbaiki proses cutting, dilakukan perancangan alat bantu usulan autolamp yang terintegrasi dengan mesin cutting. Perancangan alat bantu usulan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). QFD merupaka tool pengembangan produk yang berfokus pada perancangan kualitas suatu produk dan jasa berdasarkan kebutuhan pelanggan. Komponen dari rancangan autolamp yaitu 2 buah lampu white LED dengan daya 3-5 W, power module dengan tegangan 5V dan sesnsor PIR (passive infrared) sebagai sensor gerak yang digunakan. Hasil dari rancangan autolamp yang terintegrasi dengan mesin cutting diharapkan dapat meminimasi jumlah produk defect yang dihasilkan pada proses cutting produksi kemeja PDL sebesar 25%, sehingga kapabilitas proses dapat meningkat sebesar 0.012 sigma dari 4.533 sigma menjadi 4.545 sigma.
Kata kunci — Proses Cutting, Defect, Critical to Quality, Quality Function Deployment.