PT XYZ merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi jok, komponen jok, komponen interior, dan komponen unit mesin untuk mobil. Salah satu jenis komponen jok mobil yang diproduksi oleh PT XYZ adalah Leg Assy RR1 Model D2XX. Leg Assy RR1 Model D2XX merupakan bagian kaki dari jok mobil jenis MPV (multi purpose vehicle). Data produksi perusahaan periode Oktober 2021 hingga Juli 2022 menunjukkan terdapat produk defect yang terdiri dari 13 jenis cacat. Persentase jumlah produk defect setiap periodenya melebihi batas toleransi yang ditetapkan perusahaan yaitu sebanyak 3%. Terdapat enam proses pada produksi Leg Assy RR1 Model D2XX, yaitu proses receiving, welding, painting, assembly, final inspection, dan packing. Defect yang dapat terjadi diakibatkan oleh CTQ (critical to quality) proses yang tidak terpenuhi. Proses assembly merupakan proses dengan jumlah kemunculan defect terbanyak. Salah satu CTQ proses yang tidak terpenuhi yaitu part leg sub assy saling terbentur saat dipindahkan dengan trolley yang disebabkan oleh faktor manusia yaitu operator meletakkan part berdekatan satu sama lain karena tidak ada alat untuk memisahkan part dan faktor peralatan yaitu tidak ada sekat atau pemisah antar part pada trolley. Tugas akhir ini akan memperbaiki proses assembly dengan merancang trolley yang digunakan pada proses assembly. Perancangan trolley dipilih karena dapat mengatasi masalah dari faktor manusia yaitu operator meletakkan part berdekatan satu sama lain karena tidak ada alat untuk memisahkan part dan faktor peralatan yaitu tidak ada sekat atau pemisah antar part pada trolley.
Penyelesaian masalah dilakukan menggunakan metode DMAI (define, measure, analyze, improve). Tahap define terdiri dari identifikasi data produksi, CTQ produk, alur proses produksi dan CTQ proses untuk mendefinisikan ruang lingkup penelitian dan mendapatkan informasi dimana masalah terjadi. Tahap measure terdiri dari pengukuran kinerja proses dengan cara menghitung stabilitas dan kapabilitas proses untuk mengetahui kinerja proses saat ini. Tahap analyze terdiri dari analisis untuk mengetahui penyebab permasalahan CTQ proses yang tidak terpenuhi dengan menggunakan diagram fishbone dan 5 whys. Pemilihan alternatif solusi perbaikan dilakukan dengan memilih alternatif solusi yang dapat menyelesaikan akar permasalahan dari faktor manusia dan faktor lainnya berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan. Tahap improve terdiri dari perancangan alternatif solusi yang terpilih agar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Perancangan produk usulan menggunakan metode quality function deployment (QFD) yang terdiri dari tahap identifikasi kebutuhan, penentuan persyaratan teknis produk, penetuan target spesifikasi produk, pembuatan matriks klein grid, pembuatan matriks perencanaan, penggambaran hubungan need statement dengan persyaratan teknis, penggambaran hubungan antar persyaratan teknis, pembuatan house of quality, perancangan konsep, pemilihan konsep, serta penentuan spesifikasi akhir hasil rancangan yang dibuat.
Hasil rancangan trolley yang diusulkan memiliki dimensi panjang 100 cm, lebar 51 cm, tinggi 135 cm, dan tinggi handle 91 cm. Trolley memiliki kapasitas 30 unit dan memiliki sekat pada setiap penyangga part atau tempat peletakkan part untuk memisahkan part satu dengan lainnya dan untuk menghindari terjadinya benturan atau gesekan antar part.
Hasil rancangan trolley usulan ini diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah defect produk produk Leg Assy RR1 Model D2XX dan meningkatkan nilai level sigma yang semula 3,255 sigma menjadi 3,55 sigma dengan asumsi hasil rancangan produk usulan telah diimplementasikan dan jenis cacat paint scratch telah hilang seluruhnya.
Kata kunci: DMAI, Defect, CTQ, QFD