Pembicaraan mengenai salah satu isu sosial toxic masculinity sering kali ditemukan di percakapan yang ada di masyarakat. Toxic masculinity adalah sebuah sikap atau perilaku yang dimana sikap atau perilaku tersebut mendukung adanya sebuah dominasi dari sifat maskulin yang disertai dengan adanya sifat merendahkan beberapa pihak. Maka dari itu, sikap atau perilaku toxic masculinity bersifat negatif sehingga kerap kali dijadikan bahan pembahasan dari beberapa musisi di dunia. Salah satu musisi yang turut melakukan perlawanan terhadap perilaku toxic masculinity adalah Bulletproof Boys Scout, boyband asal Korea Selatan, atau yang biasa dikenal sebagai BTS. Penelitian kali ini akan menganalisis mengenai perlawanan terhadap perilaku toxic masculinity yang dilakukan oleh BTS melalui salah satu musik videonya yang berjudul “Boy With Luv” feat. Halsey dengan menggunakan semiotika milik Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini adalah BTS dinyatakan benar melakukan perlawanan terhadap perilaku toxic masculinity karena di dalam musik video tersebut, BTS menentang salah satu konsep toxic masculinity milik Thompson yakni anti feminity dengan menggunakan pakaian yang berwarna cerah, menggunakan riasan wajah, dan juga menunjukkan gerak tubuh yang meliuk-liuk.
Kata Kunci: Toksik Maskulinitas, Thompson, Semiotika Roland Barthes, Musik Video, BTS Boy With Luv feat. Halsey