Teater Dago Tea House merupakan gedung pertunjukan atau terkadang gedung teater yang memiliki fungsi sebagai sarana publik agar masyarakat dapat menikmati pertunjukan, khususnya masyarakat Kota Bandung. Fenomena jenis receiving theatres yang memiliki fasilitas komersial dan bentuk kepengelolaan berupa kerja sama kepada komunitas-komunitas teater kini banyak diadopsi oleh teater-teater di dunia. Hal ini menyebabkan pergeseran perilaku pengguna di dalamnya, baik dari sisi penonton, penampil, dan juga pengelola. Pergeseran perilaku yang belum terfasilitasi dengan baik memunculkan permasalahan dari sisi sirkulasi, tata ruang, kebutuhan furnitur, fungsi ruang, dan elemen interior teater, sehingga mendorong perlunya perbaikan agar perilaku dapat menjadi lebih efisien, efektif, dan sesuai dengan standarisasi yang ada, agar Teater Dago Tea House dapat menjadi salah satu pusat edukasi dalam hal pertunjukan ataupun budaya. Maka dengan pendekatan adaptif terhadap perilaku, dengan mengusung konsep komersial dan transformatif di dalamnya, dan menghadirkan suasana yang sesuai dengan identitas dari nama Teater Dago Tea House, dilakukanlah perancangan ulang pada Teater Dago Tea House agar dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna secara optimal, dan tetap menarik untuk dikunjungi bahkan saat tidak adanya pertunjukan.
Kata kunci: gedung pertunjukan, teater komunal, efisiensi fungsi, arus sirkulasi.