Bangunan eks-Bioskop Dian merupakan sebuah landmark bersejarah di Kota Bandung, sekaligus saksi dari memori serta perjalanan panjang industri perfilman di Indonesia. Namun setelah masa jayanya pada tahun 1960-an, Bioskop Dian mulai kehilangan pamornya dan terpaksa berhenti beroperasi karena kalah saing dengan munculnya bioskop yang lebih modern di pusat perbelanjaan. Meski demikian, Bangunan Cagar Budaya Golongan A di Kota Bandung ini masih berdiri kokoh di Jalan Dalem Kaum No.58. Ironis, kosongnya fungsi bangunan membuatnya terlihat kumuh dan tidak terawat. Beberapa upaya untuk revitalisasi sudah diinisiasikan, misalnya pameran seni "Dian Lentera Budaya" oleh Tisna Sanjaya untuk menjadikan Bioskop Dian sebagai pusat kegiatan kebudayaan di masa depan. Melihat lokasinya yang sangat strategis juga dekat dengan pusat kegiatan pemerintahan Kota Bandung. Adanya revitalisasi Bioskop Dian berpeluang mengembalikan warisan budaya dan pengetahuan serta kejayaan dan posisinya, yaitu menjadi ruang publik kreatif sekaligus perkembangan ekonomi kreatif. Desain Identitas Visual dan Placemaking Branding dapat menjadi kunci dalam menentukan fungsi yang sesuai untuk Bioskop Dian, yakni merangkul komunitas kreatif dan perfilman di Kota Bandung. Didukung dengan penerapan Adaptive Reuse dalam bidang Arsitektur, bangunan eks-Bioskop Dian diharapkan dapat kembali berpotensi menjadi tempat istimewa di hati masyarakat kreatif Kota Bandung.
Kata kunci: Bandung, Bioskop Dian, Identitas Visual, Placemaking Branding, Revitalisasi