Blume Scarf, sebuah UMKM yang berdiri pada 30 Mei 2023 di Bandung, memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan hijab di Indonesia dengan tagline “Your Daily Scarf”. Meskipun mengalami peningkatan penjualan, Blume Scarf menghadapi berbagai kendala produksi akibat ketergantungan pada vendor eksternal. Masalah utama yang dihadapi termasuk kualitas jahitan yang kurang rapi, potongan kerudung yang tidak sesuai, dan produk cacat yang mencapai hingga 15%, mengakibatkan kerugian finansial dan waktu. Untuk mengatasi masalah ini, dilakukan analisis menggunakan metode fishbone diagram yang mengidentifikasi faktor man dan method sebagai penyebab utama. Berdasarkan analisis tersebut, solusi yang diusulkan adalah membangun workshop sendiri untuk meningkatkan kontrol kualitas dan efisiensi operasional. Diharapkan pembangunan workshop ini dapat meminimalkan produk cacat dan memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Oleh karena itu, diperlukan analisis kelayakan bisnis untuk memastikan bahwa ekspansi ini layak dan dapat mengurangi hambatan serta risiko di masa depan. Menghadapi masalah ini, Blume Scarf berencana membuka workshop berdasarkan beberapa aspek. Dari aspek pasar, ditemukan peningkatan yang konsisten dari tahun ke tahun. Dalam aspek teknis, pembukaan workshop layak karena hasil rancangan memenuhi kebutuhan produksi UMKM Blume Scarf. Dari aspek finansial, ditemukan nilai NPV sebesar Rp391.723.353, IRR sebesar 102,98% dengan MARR sebesar 17,26%, dan payback period selama 2,30 tahun. Sehingga, secara finansial, pembukaan workshop dianggap layak dan direncanakan untuk dibuka pada Tahun 2025.
Kata Kunci – Hijab, Produksi, Workshop, Analisis Kelayakan