Pengukuran kinerja adalah proses sistematis untuk mengevaluasi capaian tujuan strategis organisasi melalui indikator yang terukur dan relevan. Dalam konteks organisasi non-profit seperti Bank Sampah, pengukuran kinerja tidak hanya mencakup aspek keuangan, tetapi juga pencapaian misi sosial dan dampaknya terhadap masyarakat serta lingkungan. Bank Sampah Induk Kota Bandung hingga kini belum memiliki sistem evaluasi kinerja yang terstruktur dan masih terbatas pada indikator finansial. Penelitian ini bertujuan merancang sistem pengukuran kinerja yang strategis dan terukur melalui pendekatan Balanced Scorecard (BSC), dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode penentuan bobot prioritas perspektif, sasaran strategis, dan indikator kinerja. Pendekatan ini dipilih karena mampu mengintegrasikan visi, misi, dan strategi organisasi ke dalam empat perspektif utama. AHP digunakan untuk menetapkan bobot prioritas tiap perspektif, sasaran strategis, dan KPI sesuai tingkat kepentingannya terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil rancangan menghasilkan 9 strategi, 13 sasaran strategis, dan 17 KPI yang terdistribusi ke dalam empat perspektif BSC. Perspektif pelanggan memperoleh bobot tertinggi sebesar 49,9%, proses bisnis internal sebesar 29,2%, pembelajaran dan pertumbuhan sebesar 15,6%, serta keuangan sebesar 5,3%. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Sampah Induk Kota Bandung memberikan prioritas utama pada peningkatan kualitas layanan dan kepuasan nasabah. Seluruh hasil perhitungan AHP memiliki nilai consistency ratio (CR) di bawah 10%, yang menandakan validitas dan konsistensi dalam proses pembobotan. Simulasi pengukuran kinerja pada triwulan IV menunjukkan capaian sebesar 85,61% dan masuk dalam kategori “Progressive” berdasarkan klasifikasi Traffic Light System. Temuan ini menunjukkan bahwa rancangan sistem mampu menjadi alat bantu strategis dalam pengelolaan kinerja yang berkelanjutan.