Book Review - Nexus

08 July 2025 Oleh mzakyrakhmat Dilihat 29 kali

Open Library Book Review

            

Judul : Nexus

Penulis : Yuval Noah Harari

Subject: Information Technology, History

Publisher: Penguin Random House, 2025

Pendahuluan

Yuval Noah Harari, sejarawan Israel kelahiran 1976, menjadi sorotan dunia lewat karya-karya seperti Sapiens (2011), Homo Deus (2015), dan 21 Lessons for the 21st Century (2018). Di Nexus (2024), ia kembali menjalin narasi besar Big History—namun kali ini fokus pada evolusi jaringan informasi: dari goresan di batu dan asap signal, hingga algoritma AI yang mengendalikan opini masyarakat modern . Dengan latar belakang akademis sebagai sejarawan abad pertengahan dan militer dari Hebrew University, Harari memadukan pendekatan multidisipliner—sejarah, filsafat, teknologi untuk menjelaskan bagaimana manusia membangun dan dikendalikan oleh jejaring informasi .Isi Ulasan

Evolusi Jaringan Informasi

Buku Nexus dibagi menjadi tiga bagian utama, masing-masing menggambarkan fase penting dalam sejarah jaringan informasi:

Bagian I: Sistem Komunikasi Awal

Harari membuka buku dengan menelusuri jejak komunikasi manusia sejak zaman prasejarah. Ia membahas lukisan gua, simbol-simbol kuno, dan munculnya tulisan sebagai tonggak awal jaringan informasi. Di sini, Harari menekankan bahwa kemampuan manusia untuk menyimpan dan menyebarkan informasi secara kolektif adalah fondasi dari peradaban .

Ia menarik paralel yang menarik antara sistem informasi kuno dan modern, menunjukkan bahwa kebutuhan manusia untuk berbagi pengetahuan tetap konstan. Misalnya, ia membandingkan prasasti Babilonia dengan server digital masa kini—keduanya berfungsi sebagai repositori informasi yang membentuk struktur sosial.

Bagian II: Revolusi Informasi Modern

Bagian ini membahas era mesin cetak, telegraf, radio, hingga internet. Harari menunjukkan bagaimana setiap inovasi komunikasi mengubah lanskap kekuasaan dan budaya. Mesin cetak, misalnya, mempercepat penyebaran ide-ide reformasi dan revolusi. Internet, di sisi lain, menciptakan demokratisasi informasi sekaligus membuka ruang bagi disinformasi dan propaganda.

Harari secara kritis mengevaluasi bagaimana jaringan informasi modern menjadi medan konflik antara kebebasan dan kontrol. Ia mengutip contoh konkret seperti penggunaan media sosial dalam kampanye politik dan penyebaran hoaks, menunjukkan bahwa teknologi informasi tidak netral, melainkan sarat kepentingan.

Bagian III: Masa Depan AI dan Informasi

Bagian paling menggugah dari Nexus adalah pembahasan tentang kecerdasan buatan (AI). Harari menyajikan analisis mendalam tentang bagaimana AI akan mengubah struktur sosial, politik, dan budaya. Ia memperingatkan bahwa AI berpotensi menjadi otoritas utama dalam distribusi informasi, menggantikan peran manusia dalam pengambilan keputusan dan penciptaan narasi kolektif.

Harari mengangkat isu penting: apakah AI akan menciptakan mitos-mitos baru yang lebih efektif daripada ideologi manusia? Ia menyatakan bahwa AI bisa menjadi alat kontrol sosial yang jauh lebih canggih, dan jika tidak diatur, dapat mengancam demokrasi dan kebebasan berekspresi.

Penutup

Nexus adalah karya yang menggugah dan relevan, terutama bagi kalangan akademik yang tertarik pada sejarah, teknologi, dan filsafat informasi. Harari berhasil menyusun narasi lintas zaman yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan dengan cara yang memikat dan reflektif.

Highlight paling menarik dari buku ini adalah pembahasan tentang AI sebagai pencipta mitos modern sebuah gagasan yang menantang asumsi kita tentang peran manusia dalam membentuk realitas sosial. Di sisi lain, kritik terhadap buku ini mungkin terletak pada kecenderungan Harari untuk menyederhanakan kompleksitas teknis AI demi narasi filosofis. Beberapa pembaca yang berlatar belakang teknologi mungkin menginginkan analisis yang lebih teknis dan empiris.

Namun demikian, Nexus tetap menjadi bacaan penting dan provokatif. Buku ini sangat relevan bagi mahasiswa dan dosen di bidang sejarah, komunikasi, teknologi informasi, dan ilmu sosial. Harari tidak hanya menyajikan sejarah, tetapi juga mengajak pembaca untuk berpikir kritis tentang masa depan jaringan informasi dan peran manusia di dalamnya.

Rekomendasi: Buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh:

  • Mahasiswa ilmu sosial, sejarah, dan teknologi informasi
  • Dosen dan peneliti yang tertarik pada interseksi antara teknologi dan masyarakat
  • Pembaca umum yang ingin memahami bagaimana informasi membentuk dunia kita

Nexus bukan hanya buku sejarah, tetapi juga peringatan dan ajakan untuk memahami kekuatan informasi dalam membentuk masa depan umat manusia..

Buku dapat diakses melalui Halaman ini

Peresensi : Obi Zakaria 

Informasi Lainnya