Book Review - Lateral Thinking: Creativity Step by Step

26 November 2025 Oleh mzakyrakhmat Dilihat 24 kali

Lateral Thinking: Creativity Step by Step

Edward de Bono

Subject: THINKING-CREATIVITY

Publisher: Harper & Row, 1990

Lateral Thinking: Creativity Step by Step

Membaca Lateral Thinking terasa seperti diberi kunci kecil untuk membuka pintu-pintu sempit dalam kepala pintu yang sering tak kita gunakan karena terbiasa lewat koridor yang sama. Bukan sekadar manual teknik berpikir, buku Edward de Bono ini lebih mirip undangan: bergerak sedikit ke samping, coba satu langkah aneh, lalu lihat pemandangan ide yang muncul.

Gambaran singkat

De Bono memosisikan lateral thinking sebagai kebalikan sekaligus pelengkap dari cara berpikir logis yang berlapis (vertical thinking). Dia menawarkan serangkaian teknik praktis — dari provokasi terkontrol (sering dikenal sebagai “PO”), entri acak, hingga teknik memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil yang dirancang untuk memaksa otak memutus pola kebiasaan. Buku ini padat dengan latihan dan contoh kecil; bahasanya lugas, instruktif, dan sering mengajak pembaca untuk segera mencoba.

Inti pemikiran dan apa yang terasa

Kekuatan utama buku ini bagi saya ada pada dua hal: pertama, permission untuk mengambil langkah “salah” secara sengaja mengizinkan ide-ide aneh masuk tanpa langsung disaring; kedua, struktur latihan yang membuat berpikir lateral bukan sekadar wacana, melainkan keterampilan yang bisa dilatih. Saat mengikuti salah satu tekniknya, ada sensasi membuka jendela: dari ruang masalah yang terasa sempit menjadi lanskap kemungkinan yang lebih luas.

Resonansi pribadi

Bagi saya, Lateral Thinking bukan hanya relevan untuk pekerja kreatif; ia berguna untuk siapa pun yang sering mentok menemukan solusi  guru, manajer, bahkan orang yang mengatur agenda harian. Buku ini mengingatkan bahwa kebaruan seringkali lahir dari gerakan kecil yang disengaja: mengajukan pertanyaan berbeda, mengganggu asumsi, memasukkan unsur kebetulan. Teknik-tekniknya sederhana, namun ketika diulang dan dipraktikkan, mampu mengubah kebiasaan mental yang paling mengeras.

Kelebihan dan relevansi

  • Praktis dan langsung: Banyak latihan singkat yang bisa dipakai dalam rapat atau sesi brainstorming.
  • Membuka ruang eksperimen: Menetapkan budaya “aman salah” yang produktif.
  • Serbaguna: Bisa diterapkan pada masalah teknis, desain, atau persoalan interpersonal.

Keterbatasan

Bentuknya yang instruktif kadang membuat bagian-bagian terasa berulang; beberapa pembaca mungkin merindukan studi kasus panjang atau cerita naratif yang menceritakan proses transformasi secara berkelanjutan. Selain itu, efek nyata teknik ini sangat tergantung konsistensi latihan—sekali baca saja tidak cukup.

Penutup renungan

Lateral Thinking mengajak kita berhenti menjadi penumpang dalam alur pikir yang sudah nyaman. Ia menantang: seberapa sering kita memberi izin pada pikiran untuk berbelok bukan untuk berputar-putar tanpa tujuan, melainkan untuk menemukan jalan baru yang tak terlihat sebelumnya? Buku ini bukan hanya untuk dibaca; ia untuk dipraktikkan, dimain-mainkan, dan dijadikan kebiasaan.

Rekomendasi singkat: bacaan wajib bagi yang ingin mengubah cara memandang masalah  bukan dengan lebih banyak usaha linier, tetapi dengan sedikit keberanian untuk bergerak ke samping.. Buku dapat diakses melalui Halaman ini

Peresensi : Obi Zakaria 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Informasi Lainnya